POPULAR

18 Mei 2014

Isi Novel, IKAL DAN KAPUR A LING

           Novel ini menceritakan tentang sepasang suami istri yang memiliki anak bernama Ikal, yang diramal akan menjadi seorang penulis buku dan akan menemukan jodohnya sebentar lagi yang berada di sekitarnya, dan sepertinya A Ling, anak sahabat Ayah Ikal. Ikal selalu bermain bersama A Ling setiap sorenya. Hingga pada suatu hari, A Ling harus pergi ke keluar kota karena Ayah A Ling akan membuka toko kelontong disana.
         Tahun demi tahun pun berlalu, tidak ada kabar dari A Ling sama sekali, hingga Ikal bersekolah di tingkat sekolah dasar di SD Muhammadiyah pun belum juga ada kabar. Kondisi sekolah Ikal sanagt memprihatinkan. Sekolahnya masih memakai black board dan kapur, sehingga setiap minggu para muridnya harus bergantian membeli kapur di Toko Sinar Harapan. Dan jika giliran Ikal tiba, Ikal tidak mau menjalankannya. Tetapi, pada saat A Kiong memberi tahu bahwa anak pemilik toko tersebut sangatlah cantik, namanya A Ling, sepupu A Kiong. Ikal pun menjadi bersemangat. Sejak saat itu, Ikal menjadi ketagihan untuk membeli kapur.
         Saking sukanya dengan A Ling, Ikal hingga membuat puisi dan lagu untuk A Ling. Teman-temannya membuat kejutan untuk Ikal dengan bernyanyi dan menari bersama lagu Koes Plus berjudul Cinta Buta dengan formasi benbentuk hati. Ikal merasa sangat senang dan berterima kasih kepada teman-temannya.
         Suatu ketika Ikal ingin mengungkapkan perasaannya kepada A Ling, tetapi Ikal tidak tahu bagaimana caranya. Salah satu temannya menyarankan dengan mengirim surat lewat burung merpati milik Pak Heru, tetangga Ikal, tetapi menurut Ikal, Pak Heru sangatlah seram padahal tidak. Moko, yang sudah lama kenal dengan Pak Heru pun membantu Ikal. Dan akhirnya Ikal dipinjamkan burung merpatinya. A Ling juga menjawab surat dari Ikal.

         Mahar memiliki ide untuk membuat labirin kapur A Ling. Jika Ikal benar-benar mengagumi A Ling, Ikal akan mengetahui kapur-kapur milik A Ling yang akan berakhir di jalan keluar tanpa tersesat. Ikal hampir menyerah karena hujan turun dan labirin tidak semudah yang Ikal bayangkan,tetapi saat Ikal melihat A Ling yang berada di depannya, Ikal langsung pingsan. Setelah Ikal siuman, A Ling mengakui bahwa A Ling juga mengagumi Ikal. Tetapi, Ikal sangat sedih karena A Ling akan pindah ke Jakarta. Esoknya, A Ling memberikan kapur untuk terakhir kalinya kepada Ikal. Ikal pun menyimpan kapur tersebut dan kembali belajar seperti biasa tanpa masalah cinta. Seperti apa yang dikatan gurunya bahwa umur Ikal masih terlalu kecil untuk memikirkan masalah cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar