POPULAR

13 Mei 2014

Cerpen dengan TAPASS nya

Hellow! Baca yaa, ini tentang TAPASS yang di pelajaran bahasa Indonesia. Contoh ceritanya pake cerita rakyat dari Jakarta, SI PITUNG! 


Ini contoh ceritannya buat nyari TAPASS

SI PITUNG

Pada jaman penjajahan Belanda dahulu, di daerah Rawabelong, Kebayoran, Jakarta, hiduplah seorang pria gagah yang bernama si Pitung. Dia lahir dari pasangan yang bernama Pak Piun dan Bu Pinah. Pekerjaan Pak Piun sehari-hari adalah bertani.

Daerah tempat tinggal Pitung adalah daerah kekuasaan tuan tanah yang bernama babah Liem Tjeng Soen, sehingga semua warga yang tinggal di situ wajib membayar pajak. Suatu hari, Pitung melihat  anak buah babah Liem merampas ayam, kambing, kelapa, dan padi dari penduduk, tanpa rasa iba. Anak buah babah menghampiri dan menyerang si Pitung. Mereka kalah. 

Pak Piun menyuruh si Pitung menjual kambing ke Pasar Tanah Abang. Sepulang dari pasar, Pitung mandi di sungai dan berwudhu. Ketika itu, anak buah babah Liem mencuri uang hasil penjualan kambing dari saku bajunya yang diletakkan di pinggir sungai. Sesampainya di rumah, uang itu tidak ada di sakunya. Setelah melakukan penyelidikan, ia menemukan orang itu, yaitu anak buah Babah Liem. Pitung menghajar mereka dan mereka kalah lagi.

Sejak hari itu, Si Pitung memutuskan untuk membela orang-orang yang lemah. Beberapa anak buah babah Liem yang pernah dihajarnya ada yang insyaf dan ia mengajak mereka untuk membentuk suatu kelompok. Bersama kelompoknya, ia merampoki rumah-rumah orang kaya dan membagi-bagikan harta rampasannya kepada orang-orang miskin dan lemah.

Suatu hari, Pitung dan kelompoknya terjebak oleh siasat polisi Belanda. Pitung membiarkan dirinya tertangkap, sementara teman-temannya berhasil meloloskan diri. Akhirnya si Pitung dibawa ke penjara dan disekap di sana. Karena si Pitung adalah seorang yg cerdik dan sakti, maka dia berhasil meloloskan diri lewat genteng pada malam hari saat penjaga sedang istirahat. Mendengar kabar bahwa orang tua dan gurunya ditangkap polisi belanda, lalu si Pitung mengirim pesan untuk menyerahkan diri bila orang tua dan gurunya itu dibebaskan.

Schout Heyne marah, lalu mundur beberapa langkah dan memberi aba-aba agar pasukannya bersiap menembak. Protes dari Haji Naipin tidak didengarkan, akhirnya si Pitung gugur bersimbah darah. Orang tua dan guru si Pitung merasa sangat sedih. Banyak rakyat yang turut mengiringi pemakamannya dan mendoakannya. Mereka berjanji akan selalu mengingat jasa Si Pitung sebagai pahlawan Betawi.


Ini TAPASS nyaa

1.   Tema : Cerita Rakyat dari Betawi 
2.   Amanat : Kita harus selalu mengigat jasa seorang pahlawan telah membela kita.
3.   Penokohan :
1. Protagonis :
a.  Si Pitung : bijaksana, tegas, pemberani
b.  Orang tua Pitung : sabar
c.   Haji Naipin : sabar
2. Antagonis :
a.  Babah Liem : sombong, serakah
b.  Anak buah Babah Liem : pemarah, kasar
c.  Schout Heyne : pemarah
4.   Alur : Maju
5.   Setting/Latar :
a.   Tempat : Daerah Rawabelong, Kebayoran, Jakarta, Pasar Tanah Abang, sungai.
b.   Waktu : Pada zaman penjajahan Belanda, suatu hari.

6.   Sudut Pandang : Orang kedua à Pitung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar